Amalan Sunnah Yang Dianjurkan Selama Bulan Muharram

Sewa Transport Murah di Lombok

Amalan Sunnah Yang Dianjurkan Selama Bulan Muharram

Amalan Sunnah Yang Dianjurkan Selama Bulan Muharram

Berdasarkan kalender Hijriah, tahun baru Hijriah atau 1 Muharram 1443 H tahun 2021 ini bertepatan bersama hari Selasa, 10 Agustus 2021 mendatang. 

Berikut ini udah kita rangkum berasal dari bermacam sumber, perihal 3 amalan bulan Muharram yang InsyaAllah jikalau dilaksanakan akan meraih pahala yang besar.

Penanggalan tahun Hijriah yang digunakan umat Islam untuk mengetahui hari-hari mutlak didalam Islam miliki sejarah panjang didalam penentuannya.


 
Bulan Muharram miliki keutamaan dan amalan sunnah yang apabila dilaksanakan akan meraih pahala yang besar. Tahun Baru Islam menandai moment perjalanan Hijriah Nabi Muhammad SAW https://sedekahlagi.com/ .

Umat Islam terlalu direkomendasikan untuk menggerakkan amalan sunnah di bulan Muharram. Berikut 3 amalan sunnah yang direkomendasikan untuk dilaksanakan di bulan Muharram:

1. Berpuasa Asyura

Amalan sunah yang dimaksud ialah puasa. Kesunnahan puasa di bulan Muharram didasarkan pada hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah.

“Seseorang datang menemui Rasulullah SAW, ia bertanya, ‘Setelah Ramadhan, puasa di bulan apa yang lebih afdhal?’ Nabi menjawab, ‘Puasa di Bulan Allah, yaitu bulan yang kalian sebut bersama Muharram’,” (HR Ibnu Majah).

Dalam hadist riwayat Muslim disebutkan sebagai berikut, yang artinya: “Puasa yang paling utama setelah Ramadhan ialah puasa di bulan Allah, Muharram,” 


 
Puasa Asyura atau puasa sunnah yang dilaksanakan pada tanggal 10 Muharram jatuh pada Kamis, 19 Agustus 2021 mendatang https://qurbannusantara.com/ .

Amalan ini jadi lebih sempurna disaat dilaksanakan termasuk pada tanggal 8, 9, dan 10 Muharram. Hadits yang jadi basic ibadah puasa sunnah tersebut diriwayatkan oleh Abu Qatadah RA, Rasulullah bersabda: “Aku berharap pada Allah bersama puasa Asyura ini sanggup menghapus dosa selama setahun sebelumnya,” (HR Bukhari dan Muslim). 

Ibnu Abbas RA termasuk bicara “Aku tidak dulu lihat Rasulullah, berupaya keras untuk puasa pada suatu hari melebihi yang lainnya jikalau pada hari ini, yaitu hari as-Syura dan bulan Ramadhan,” (HR Bukhari dan Muslim).

2. Bersedekah di Bulan Muharram

Bersedekah termasuk keliru satu ibadah sunnah yang direkomendasikan pada bulan Muharram. Sebagai tahun baru bagi umat Islam di seluruh dunia, bulan Muharram udah dianggap seperti Hari Raya.


 
Oleh gara-gara itu, untuk merayakannya sanggup dilaksanakan bersama cara bersedekah. Dalam kitab Lathaifut Thaharah wa Asrarus Shalah karangan KH Sholeh Darat disebutkan bahwa awal Muharram adalah tahun barunya seluruh umat Islam. 

“Adapun tanggal 10 Muharram adalah ‘Hari Raya’ yang digunakan untuk bergembira bersama shadaqah,” tulis didalam kitab tersebut.

3. Introspeksi Diri (Muhasabah)

Amalan lainnya adalah muhasabah atau introspeksi diri. Hal ini mutlak dilaksanakan oleh tiap tiap muslim. Rasulullah SAW bersabda: ‘Orang yang cerdas adalah orang yang menghitung-hitung amal baik (dan tetap jadi kurang) dan beramal saleh sebagai persiapan menghadapi kematian’.

Pergantian tahun didalam kalender Hijriah tentu bukan cuma cuman jadi pergantian kalender saja, tetapi termasuk sanggup jadi peringatan bagi umat islam perihal amalan apa yang udah dilaksanakan pada tahun lalu, dan apa yang akan dilaksanakan besok.

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah Setiap diri menyimak apa yang udah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang anda kerjakan” (QS. Al Hasyr: 18).

Ayat ini mengingatkan kepada kita bahwa untuk mengevaluasi kelakuan yang udah dilaksanakan di jaman selanjutnya agar amalan yang dilaksanakan di jaman depan tambah meningkat, sebagai bekal di hari akhir.

Ibadah sunnah lain yang direkomendasikan untuk diperbanyak selama bulan Muharram adalah salat, menyambung silaturahmi, membaca surah Al-Ikhlas sebanyak 1.000 kali, dan lain sebagainya.

Anjuran ini dijelaskan didalam kitab Kanzun Naja was Surur Fi Ad’iyyati Tasyrahus Shudur karya As-Syaikh Abdul Hamid. (dik)